deskripsikan tentang hewan badak dalam bahasa inggris dan artinya

A rhinoceros (/raɪˈnɒsərəs/, from Greek rhinokeros, meaning 'nose-horned', from rhinos, meaning 'nose', and kerato/ keras, meaning 'horn'), commonly abbreviated to rhino, is one of any five extant species of odd-toed ungulates in the family Rhinocerotidae, as well as any of the numerous extinct species. Two of the extant species are native to Africa and three to Southern Asia.

Members of the rhinoceros family are some of the largest remaining megafauna, with all species able to reach or exceed one tonne in weight. They have a herbivorous diet, small brains (400–600 g) for mammals of their size, one or two horns, and a thick (1.5–5 cm) protective skin formed from layers of collagen positioned in a lattice structure. They generally eat leafy material, although their ability to ferment food in their hindgut allows them to subsist on more fibrous plant matter when necessary. Unlike other perissodactyls, the two African species of rhinoceros lack teeth at the front of their mouths, relying instead on their lips to pluck food.

Rhinoceros are killed by humans for their horns, which are bought and sold on the black market, and used by some cultures for ornaments or traditional medicine. East Asia, specifically Vietnam, is the largest market for rhino horns. By weight, rhino horns cost as much as gold on the black market. People grind up the horns and consume them, believing the dust has therapeutic properties. The horns are made of keratin, the same type of protein that makes up hair and fingernails. Both African species and the Sumatran rhinoceros have two horns, while the Indian and Javan rhinoceros have a single horn. The IUCN Red List identifies the Black, Javan, and Sumatran rhinoceros as critically endangered.

artinya :
Seekor badak (badut) berasal dari bahasa Yunani rhinokeros, yang berarti 'bertanduk hidung', dari badak, yang berarti 'hidung', dan kerato / keras, yang berarti 'tanduk'), yang biasanya disingkat badak, adalah satu dari lima spesies burung yang masih ada -menghitung ungulates di keluarga Rhinocerotidae, juga spesies punah lainnya. Dua spesies yang masih ada berasal dari Afrika dan tiga di Asia Selatan. Anggota keluarga badak adalah beberapa megafauna yang tersisa, dengan semua spesies mampu mencapai atau melebihi satu ton berat badan. Mereka memiliki diet herbivora, otak kecil (400-600 g) untuk mamalia dengan ukuran, satu atau dua tanduk, dan kulit pelindung tebal (1,5-5 cm) yang terbentuk dari lapisan kolagen yang berada dalam struktur kisi. Mereka umumnya makan bahan berdaun, walaupun kemampuan mereka untuk memfermentasi makanan di hindgut mereka memungkinkan mereka bertahan pada bahan tanaman yang lebih berserat bila diperlukan. Tidak seperti perissodactyl lainnya, dua spesies badak Afrika kekurangan gigi di bagian depan mulut mereka, dan mengandalkan bibir mereka untuk memetik makanan.
Badak dibunuh oleh manusia untuk tanduk mereka, yang dibeli dan dijual di pasar gelap, dan digunakan oleh beberapa budaya untuk ornamen atau obat tradisional. Asia Timur, khususnya Vietnam, adalah pasar terbesar untuk tanduk badak. Beratnya, tanduk badak harganya sama emas di pasar gelap. Orang menggiling tanduk dan mengkonsumsinya, percaya bahwa debu memiliki sifat terapeutik. Tanduk terbuat dari keratin, jenis protein yang sama yang membentuk rambut dan kuku jari. Baik spesies Afrika maupun badak sumatera memiliki dua tanduk, sementara badak India dan jawa memiliki tanduk tunggal. Daftar Merah IUCN mengidentifikasi badak hitam, jawa, dan sumatera yang sangat terancam punah.